Di Desa Grantung, terdapat suatu slametan pernikahan yang dilakukan oleh
keluarga keturunan Demang Grantung yang bernama Aryareja. Demang
Aryareja merupakan salah satu demang yang pernah memimpin Kademangan
Grantung pada masa Kerajaan Mataram Islam. Keluarga keturunan Demang
Aryareja memiliki tradisi slametan pernikahan yang hanya dilakukan oleh
keluarga keturunan Demang Aryareja yang berbeda dengan slametan
pernikahan pada umumnya, yaitu adanya ati kebo se’unduhan. Ati kebo
se’unduhan adalah hati kerbau, beserta jantung dan limpa yang merupakan
syarat wajib dalam slametan pernikahan keluarga keturunan Demang
Aryareja. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
asal-usul dan fungsi dari slametan pernikahan keluarga Keturunan Demang
Aryareja, serta makna simbolik dari ati kebo se’unduhan yang ada dalam
slametan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi
penelitian berada di wilayah Desa Grantung, Kec. Karangmoncol, Kab.
Purbalingga. Subjek penelitian adalah keluarga keturunan Demang
Aryareja, informan pembantu adalah masyarakat Desa grantung dan
perangkat Desa Grantung. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, dokumentasi. Validitas data memakai teknik triangulasi.
Analisis data memakai metode analisis data kualitatif yang terdiri atas
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asal-usul adanya slametan
pernikahan keluarga keturunan Demang Aryareja ini berawal pada saat
Demang Aryareja akan menikahkan putranya dengan putri dari Demang Bodas.
Keluarga Demang Aryareja membawa sesrahan berupa beberapa ekor kambing.
Pada saat itu, Demang Bodas telah menyembelih kerbau, namun Demang
Aryareja beserta keluarga disuguhi daging kambing yang dibawa mereka
sebagai sesrahan, sementara daging kerbau yang disembelih oleh keluarga
Demang Bodas hanya disuguhkan untuk keluarga Demang Bodas saja. Demang
Aryareja merasa sakit hati, lalu mengucap janji ataupun sumpah bahwa
nanti keturunan-keturunan Demang Aryareja apabila perempuan harus
mendapatkan ati kerbau se’unduhan, dan apabila laki-laki harus
memberikan ati kerbau seunduhan. Slametan pernikahan keluarga keturunan
Demang Aryareja memiliki fungsi operasional, religi, sosial, dan
psikologis bagi keluarga keturunan Demang Aryareja. Ati kebo se’unduhan
dalam slametan pernikahan keluarga keturunan Demang Aryareja memiliki
makna sebagai simbol harapan dan do’a, simbol prestis atau kedudukan,
dan simbol identitas dari keluarga keturunan Demang Aryareja. Kesimpulan
penelitian ini adalah terdapat sebuah mitos dibalik asal-usul dari
adanya slametan pernikahan keluarga keturunan Demang Aryareja, apabila
slametan tersebut tidak dilaksanakan oleh keturunan Demang Aryareja yang
menikah, maka akan mendapatkan gangguan-gangguan gaib dari leluhurnya.
Ati kebo seunduhan dalam slametan pernikahan keluarga keturunan Demang
Aryareja juga memiliki fungsi operasional sebagai penentu dapat
dilaksanakan atau tidaknya rangkaian prosesi slametan pernikahan
keluarga keturunan Demang Aryareja. Rangkaian pelaksanaan slametan ati
kebo seunduhan yang dilakukan oleh keluarga keturunan Demang Aryareja
memiliki makna filosofis yang terkandung dalam ati kebo seunduhan yang
menjadi simbol dalam slametan tersebut. Makna filosofis yang terkandung
dalam ati kebo seunduhan adalah harapan agar kedua mempelai yang telah
menikah diberikan rasa sabar yang besar (disimbolkan dengan hati kerbau
yang memang berukuran besar). Saran yang direkomendasikan dalam
penelitian ini adalah bagi keturunan Demang Aryareja dan
keturunan-keturunan Demang lainnya yang ada di Desa Grantung untuk
menjaga dan melestarikan tradisi warisan para leluhur melalui acara
perkumpulan keluarga yang diadakan secara periodik dapat digunakan
sebagai media pelestarian dan pengenalan tradisi warisan dari para
leluhur bagi para generasi penerus agar tetap lestari seiring waktu.
Bagi Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan Pemerintah Desa Grantung serta
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga agar
memperhatikan, melindungi, dan memfasilitasi serta turut membantu
melestarikan dan memperkenalkan situs-situs budaya di Desa Grantung dan
sekitarnya yang begitu berharga agar tetap lestari dan dikenal di
masyarakat luas dan dapat menjadikan Desa Grantung dan sekitarnya
sebagai desa wisata budaya di masa mendatang.
0 comments:
Post a Comment