Masyarakat yang menganut budaya patriarkhi menempatkan seorang laki-laki
pada posisi yang utama misalnya sebagai kepala keluarga yang diwajibkan
memberi nafkah keluarganya, sedangkan perempuan atu seorang istri
menempati posisi yang ke dua dan diidentikkan dengan konco wingking yang
hanya mengurusi pekerjaan rumah. Perempuan banyak yang berperan aktif
untuk mendukung ekonomi keluarga, seperti yang terjadi pada buruh
perempuan pengrajin kasur lantai. Buruh perempuan pengrajin kasur lantai
bekerja membuat kasur lantai sebagai wujud bahwa perempuan bukan hanya
sebagai konco wingking yang bertugas mengurus pekerjaan domestik, namun
juga bisa berpartisipasi di ranah publik dengan bekerja menjadi buruh
perempuan pengrajin kasur lantai, lalu bagaimana kehidupan buruh
perempuan pengrajin kasur lantai. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mengetahui profil kehidupan buruh perempuan pengrajin kasur lantai di
Dusun Wanalaya, Desa Banjarkerta, Kecamatan Karang anyar, Kabupaten
Purbalingga, (2) mengetahui pekerjaan yang dilakukan buruh perempuan di
industri kasur lantai di Dusun Wanalaya, Desa Banjarkerta, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, (3) mengetahui kendala yang dihadapi
buruh perempuan pengrajin kasur lantai di industri kasur lantai. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan konsep buruh perempuan dan konsep peran gender. Lokasi
penelitian berada di Dusun Wanalaya, Desa Banjarkerta, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Purbalingga. Subjek penelitian buruh perempuan
pengrajin kasur lantai. Pengumpulan data memakai teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Validitas data memakai teknik triangulasi.
Analisis data memakai metode analisis data kualitatif yang terdiri atas
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama mayoritas yang menjadi
buruh perempuan pengrajin kasur lantai adalah ibu-ibu rumah tangga. Usia
buruh perempuan pengrajin kasur lantai berfariasi antara 23 tahun
sampai 57 tahun, kebanyakan buruh perempuan pengrajin kasur lantai
lulusan SD, tapi ada juga yang SMP. Buruh perempuan pengrajin kasur
lantai mendapatkan upah berdasarkan jumlah kasur yang berhasil dibuat
yaitu Rp. 3.500 untuk satu kasur yang selesai dibuat dan rata-rata buruh
perempuan pengrajin kasur lantai dalam satu hari mampu membuat kasur
lantai sebanyak delapan sampai dengan sepuluh buah kasur lantai. Buruh
perempuan pengrajin kasur lantai yang membuat kasur lantai di gudang
bekerja dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Kedua
pekerjaan yang dilakukan buruh perempuan pengrajin kasur lantai di
industri kasur lantai adalah membuat kasur lantai, yaitu mengisi kain
kasur lantai dengan kapas menggunakan pipa paralon dengan ukuran sedang
dan tongkat untuk membantu mendorong kapas agar masuk kedalam lubang
kain kasur lantai, kemudian dijahit hingga rapat. Ketiga kendala yang
dihadapi buruh perempuan pengrajin kasur lantai di industri kasur lantai
adalah:Jika sakit, Jika bahan baku untuk membuat kasur lantai tidak
ada, bagi buruh perempuan pengrajin kasur lantai yang memiliki anak yang
masih kecil jika anaknya sakit, bagi buruh perempuan pengrajin kasur
lantai yang mempuanyai anak kecil yang sedang sekolah di TK dan harus
diantar dan ditemani sampai pulang. Saran yang dapat penulis
rekomendasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi pihak
pemilik industri kasur lantai lebih memperhatikan buruhnya misalnya
dengan memberikan bantuan kesehatan bagi buruh perempuan pengrajin kasur
lantai yang sakit dan lebih memperhatikan kesejahteraan buruh dengan
meningkatkan upah kerja. Bagi buruh perempuan pengrajin kasur lantai
dalam bekerja membuat kasur lantai memperhatikan keselamatan kerja dan
kesehatan, misalnya dengan menggunakan masker saat membuat kasur lantai
dan tidak membuat kasur lantai sampai larut malam dan istirahat yang
cukup.
Wednesday 1 July 2015
PROFIL BURUH PEREMPUAN PENGRAJIN KASUR LANTAI DI DUSUN WANALAYA DESA BANJARKERTA KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PURBALINGGA
Download file lengkap klik disini
0 comments:
Post a Comment