Abstract
Indonesia
merupakan kawasan dengan intensitas sambaran petir yang tinggi dan pada
stasiun pemancar TVRI Semarang (Gombel) merupakan industri
telekomunikasi yang menggunakan komponen elektronik dan mikroprosesor
yang sangat sensitive terhadap pulsa elektromagnetik dari petir.Sistem
proteksi petir merupakan suatu sistem yang sangat diperlukan untuk
melindungi peralatan listrik dari sambaran petir langsung atau tidak
langsung.Persyaratan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) dan Standar
Nasional Indonesia (SNI03-7015-2004) merupakan acuan utama tentang
keandalan penangkal petir.Hal ini di lakukan untuk meminimalisir
kerusakan yang timbul akibat sambaran petir. Permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalahbagaimana sistem proteksi petir di stasiun
pemancar televisi yang selama ini di gunakan serta bagaimana perencanaan
sistem proteksi petir yang seharusnya diterapkan berdasarkan SNI
03-7015-2004. Hal inilah yang menjadi tujuan dalam penelitan ini, yaitu,
mengetahui sistem pengamanan peralatan di stasiun pemancar televisi
yang selama ini di gunakan Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
untuk memberikan informasi tentang keandalan pengaman gangguan petir,
kepada pihak yang membutuhkan. Metode yang digunakan untuk penelitian
ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif, untuk pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan
metode observasi. Data yang didapat diolah menggunakan acuan atau
pedoman yang terdapat pada PUIPP dan SNI03- 7015-2004 sehingga ditemukan
hasil berupa tingkat proteksi petir guna menentukan sistem proteksi
petir yang baik dan handal untuk melindungi Stasiun Pemancar TVRI
Semarang (Gombel). Hasil penelitian menunjukkan sistem penangkal petir
yang terdapat pada Stasiun Pemancar TVRI Semarang (Gombel) berupa
penempatan terminasi udara yang di letakkan di ujung menara dan
dihubungkan konduktor penyalur menuju ke terminasi bumi dengan nilai
tahanan tanah sebesar 3 Ohm dengan kekuatan hantar arus maksimum dari
kabel konduktor penyalur mencapai 275 A dan 225 A, dan sistem penangkal
petir internal menggunakan dua buah surge arrester dengan kemampuan Imax
mencapai 40kA dan 250A. Kesimpulan dari penelitian iniyaitu penempatan
terminasi udara tidak sesuai karena hanya memasang 1 buah terminasi
udara, untuk kabel konduktor penyalur sudah sesuai karena memenuhi
dimensi minimum kabel konduktor yang digunakan, sedangkan untuk
terminasi bumi kurang sesuai karena hanya menggunakan 1 elektroda batang
tunggal yang seharusnya menggunakan lebih dari 1 untuk mengantisipasi
kegagalan pembumian. Kesimpulan berdasarkan perbandingan dengan standart
PUIPP dan standart SNI 03-7015-2004.
0 comments:
Post a Comment