Abstract
Keberhasilan
SMK dalam membekali kesiapan kerja lulusannya untuk memenuhi tuntutan
dunia kerja, sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan
proses pembelajarannya dan membentuk sikap yang baik bagi siswanya.
Salah satu faktor terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan
efesien yaitu adanya media pembelajaran. Dalam mata pelajaran produktif
dibutuhkan media pembelajaran secara visual yaitu sebuah alat peraga.
Alat peraga dapat mempermudah guru menyampaikan materi dan siswa dapat
menerima materi. Berdasarkan hasil observasi di SMK N 3 Semarang pada
mata pelajaran mengoperasikan sistem pengendali elektromagnetik
khususnya pada kompetensi dasar melacak gangguan pada sistem kontrol
berbasis relay atau kontaktor magnetik, nilai tertinggi siswa adalah 80,
nilai terendah siswa adalah 30 Kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) 75
dengan nilai rata – rata siswa 62 maka hasil belajar siswa belum tuntas.
Ada dugaan siswa belum dapat menerapkan materi bagaimana cara melacak
gangguan pada sistem pengendali elekrtomagnetik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran sistem pengendali elektromagnetik yang diberi pengajaran
menggunakan alat peraga dengan siswa yang tidak menggunakan alat
peraga. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental yaitu
Nonequivalent Control Group Design. Analisis data yang digunakan
meliputi uji t. Pada penelitian ini terdapat perbedaan hasil belajar
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, berdasarkan uji t didapat
nilai t(hitung) sebesar 2,72, t(hitung) tersebut lebih besar dari pada
nilai t(tabel) yaitu sebesar 2,00. Jadi dapat disimpulkan terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan alat peraga dan
yang tidak menggunakan alat peraga. Sebagai saran dalam proses
pembelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik supaya
menggunakan alat peraga analisa gangguan pengendali elektromagnetik.
0 comments:
Post a Comment