Download (1494Kb)
Abstract
Indonesia
sebagai suatu negara yang menjunjung tinggi kebebasan setiap warga
negaranya untuk memeluk agama dan juga menghayati kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Pengakuan tersebut melahirkan aliran-aliran
kepercayaan diberbagai daerah. Salah satu aliran kepercayaan yang lahir
di Jawa adalah aliran kepercayaan Sapta Darma. Sapta Darma adalah salah
satu kepercayaan kejawen yang masih ada dan tetap dipertahankan oleh
pengikutnya di Desa Wonokromo Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang. Sapta
Darma masuk ke Desa Wonokromo pada awal tahun 1967. Aliran ini dianggap
aneh dan sesat oleh masyarakat sekitar karena cara peribadatan mereka
yang berbeda dengan agama-agama masyarakat setempat. Akan tetapi warga
Sapta Darma tetap mampu mempertahankan eksistensinya sampai sekarang
meskipun berkurangnya warga Sapta Darma dan beberapa diantara
pengikutnya sudah tidak aktif menjadi warga Sapta Darma. Rumusan masalah
dalam penelitian ini (1) Bagaimanakah perkembangan komunitas pengahayat
kepercayaan Sapta Darma di Desa Wonokromo Kecamatan Comal Kabupaten
Pemalang Tahun 2000-2014. (2) Bagaimanakah dinamika relasi sosial
komunitas penghayat kepercayaan Sapta Darma dengan masyarakat setempat.
(3) Bagaimana peran pemerintah setempat dalam upaya pembinaan komunitas
penghayat kepercayaan Sapta Darma di Desa Wonokromo Kecamatan Comal
Kabupaten Pemalang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian yaitu di Desa Wonokromo
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang. Data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber. Data tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif dengan model analisis
interaktif, dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data,
sajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Perkembangan komunitas pengahayat kepercayaan Sapta Darma di Desa
Wonokromo Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun 2000-2014 mengalami
penyusutan dan tidak mengalami penambahan anggota. Sapta Darma adalah
satu-satunya kepercayaan yang masih dipertahankan pengikutnya di Desa
Wonokromo, dimana mereka selalu menjunjung tinggi wewarah tujuh dan
sesanti sebagai pedoman hidup serta selalu melaksanakan sujud,
sanggaran, hening, dan racut bagi yang mampu melaksanakannya. Namun,
memasuki tahun 2000 hingga sekarang banyak warga Sapta Darma tidak lagi
melaksanakan peribadatan tersebut dan mereka disebut warga Sapta Darma
tidak aktif. (2) Relasi sosial komunitas penghayat kepercayaan Sapta
Darma dengan masyarakat sekitar terjalin hubungan yang cukup baik dalam
interaksi sosial maupun dalam bentuk relasi lainnya seperti kerjasama
yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti gotong royong,
kerja bakti dan siskamling. Selain itu, hubungan sosial sesama warga
sapta Darma di Desa Wonokromo pun sangat baik bahkan dengan warga Sapta
Darna dari luar desa pun mereka tetap menjalin kerukunan dan menjunjung
tinggi rasa persaudaraan. (3) Peran pemerintah setempat dalam membina
warga Sapta Darma tidak dilakukan dengan pembinaan khusus. Tidak adanya
pembinaan khusus terhadap warga Sapta Darma disebabkan karena warga
Sapta Darma tidak ada permasalahan yang terjadi antara sesama warga
Sapta Darma maupun dengan warga sekitar. Peran pemerintah desa hanya
memberikan pengawasan dan pengarahan kepada warga Sapta Darma untuk
melaksanakan fungsi sosialnya di masyarakat. Saran yang diajukan
peneliti sebagai berikut: (1) Kepada warga Sapta Darma agar tetap
menjalankan ajaran-ajaran kerokhanian Sapta Darma dengan baik karena
pada intinya ajaran mereka dapat digunakan sebagai pegangan hidup. Warga
Sapta Darma tetap konsisten dengan kepercayaannya tersebut supaya
aliran kejawen tersebut tetap terjaga keberadaannya. (2) Kepada
masyarakat sekitar, diharapkan untuk lebih menghormati warga Sapta Darma
karena kepercayaan Sapta Darma di masyarakat tidak dapat dielakkan
lagi. (3) Kepada pemerintah desa maupun yang terkait supaya lebih
memperhatikan keberadaan penghayat kepercayaan Sapta Darma agar mereka
tidak semakin tersingkirkan oleh agama mayoritas masyarakat setempat.
Selain itu, agar kepercayaan Sapta Darma ini tidak dianggap masyarakat
sekitar sebagai agama atau kepercayaan sesat.
0 comments:
Post a Comment