Abstract
Karakteristik
yang harus dimiliki manusia abad 21 berdasarkan “21st Century
Partnership Learning Framework” salah satunya adalah berpikir kritis.
Kenyataannya kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah yaitu >50%
dibuktikan dengan hasil analisis soal berpikir kritis. Kemampuan
berpikir kritis yang rendah berdampak pada hasil belajar siswa yang
kurang memuaskan. Penelitian ini diterapkan pada tema Bunyi dan
Pendengaran. Kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dapat
ditumbuhkembangkan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Penelitian ini menggunakan alat peraga tiga dimensi yaitu gitar dan
recorder soprano. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
keefektifan model PBL berbantuan alat peraga tiga dimensi terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Desain penelitian ini
yaitu quasi eksperiment design dengan bentuk pretest and posttest group
design. Sampel dari penelitian ini yaitu kelas VIII A dan VIII B, SMP
Negeri 3 Ungaran sebagai kelas eksperimen yang didapatkan dengan teknik
Purposive Sampling. Data yang dikumpulkan nanti adalah nilai pretest,
posttest, afektif dan psikomotor serta data tanggapan siswa terhadap
model PBL. Hasil analisis kemampuan berpikir kritis siswa setelah diuji
N-gain menunjukkan bahwa kelas VIII A memperoleh 1,01 dengan kriteria
tinggi dan kelas VIII B 0,55 dengan kriteria sedang. Uji hipotesis kedua
kelas memperoleh zhitung=5,01 lebih besar dari ztabel=1,96 menunjukkan
terjadi peningkatan yang signifikan. Hasil belajar kognitif setelah
diuji N-gain menunjukkan bahwa kelas VIII A memperoleh 0,67 dan kelas
VIII B 0,47 yang keduanya berkriteria sedang dengan uji hipotesis yang
signifikan. Hasil belajar afektif dan psikomotor dilihat dari setiap
pertemuan juga mengalami peningkatan. Hasil analisis data diperoleh
simpulan bahwa model PBL berbantuan alat peraga tiga dimensi efektif
terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada tema
bunyi dan pendengaran.
0 comments:
Post a Comment