Abstract
Nilai
keutamaan moral merupakan nilai moral yang mendasari kemantapan pribadi
manusia, yaitu manusia yang memiliki kekuatan moral sebagai pribadinya.
Membuat manusia memiliki alasan-alasan moral yang memberikan jawaban
atas kritik-kritik yang dilontarkan kepada pilihan moralnya.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana interaksi antara
orang tua dengan remaja sebagai upaya penanaman nilai-nilai keutamaan
moral pada remaja, (2) Hambatan apa sajakah yang ditemui dalam upaya
penanaman nilai-nilai keutamaan moral pada remaja, (3) Bagaimana bentuk
internalisasi nilai-nilai keutamaan moral oleh remaja. Metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian adalah
asrama Depo Pendidikan (Dodik) SECATA Rindam IV/ Diponegoro Kecamatan
Gombong Kabupaten Kebumen. Fokus penelitian ini adalah (1) Bentuk
interaksi antara orang tua dengan remaja dalam keluarga TNIAD sebagai
upaya penanaman nilai-nilai keutamaan moral, (2) Hambatan yang ditemui
dalam penanaman nilai-nilai keutamaan moral pada remaja, (3) Bentuk
internalisasi nilai-nilai keutamaan moral oleh remaja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai keutamaan moral oleh orang tua
kepada remaja telah dilakukan secara komprehensif melalui metode
pendekatan pendidikan moral mencangkup dimensi normatif, dimensi sosial,
dan dimensi spiritual dalam bentuk komunikasi langsung berupa sharing
serta pemberian nasehat, dan komunikasi tidak langsung dalam bentuk
pemberian teladan dan bermain peran (simulasi). Hambatan dalam penanaman
nilai-nilai keutamaan moral pada remaja utamanya dikarenakan ego dari
remaja itu sendiri, sedang pola asuh, lingkungan tempat tinggal, dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menjadi hambatan.
Bentuk internalisasi nilainilai keutamaan moral oleh remaja telah
dilakukan dengan cukup baik sesuai dengan nilai-nilai keutamaan moral
yang berdasar Pancasila, terutama kedisiplinan dalam hal menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan, kesediaan remaja untuk
bertanggungjawab, dan kemandirian moral remaja dalam memandang fenomena
yang ada dengan memunculkan pandangan moralnya sendiri. Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu (1) Interaksi antara orang tua dengan remaja
sebagai upaya penanaman nilai-nilai keutamaan moral dilakukan dalam
bentuk komunikasi langsung berupa pemberian nasehat serta sharing, dan
komunikasi tidak langsung berupa pemberian teladan dan bermain peran
(simulasi), (2) Faktor penghambat dalam proses penanaman nilai-nilai
keutamaan moral pada remaja terdapat pada ego remaja itu sendiri sebagai
faktor internal, sedang pola asuh dari orang tua sebagai faktor
internal lainnya, lingkungan tempat tinggal, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai faktor eksternal tidak menjadi
hambatan, (3) Internalisasi nilai-nilai keutamaan moral oleh remaja
telah dilakukan dengan cukup baik. Nilai-nilai keutamaan moral yang
ditanamkan pada remaja dalam tataran kognitif, pengetahuan, dan
pengertian telah mereka terima dan pahami. Tetapi, ada sebagian remaja
yang belum sepenuhnya menyikapi dan melaksanakan dengan baik nilai-nilai
keutamaan moral yang diterimanya dalam kehidupan sehari-hari. Saran
dari penelitian ini yaitu (1) Bagi orang tua hendaknya mengajarkan bahwa
perilaku mencontek tidak sebaiknya dilakukan, (2) Orang tua sebaiknya
tidak berfokus pada kemampuan paedagogik remaja saja, melainkan juga
pada kemampuan psikomotorik remaja, (3) Bagi remaja hendaknya belajar
menghargai kemampuan diri sendiri dan lebih bersungguh-sungguh untuk
belajar sehingga tidak mencontek saat ulangan, (4) Remaja hendaknya
dapat meredam egonya untuk lebih mendengarkan dan menjalankan nasehat
orang tua demi kebaikan dirinya, (5) Bagi remaja supaya mengenali
potensi diri sendiri, sehingga dapat menjadi nilai tambah untuk remaja
ketika potensi itu dikembangkan.
0 comments:
Post a Comment