Abstract
ta
Kunci: KPA, Stigma dan diskriminasi, ODHA Sebagian besar penderita HIV
atau AIDS adalah PSK, pelaku homoseks, pengguna narkoba dengan jarum
suntik, bayi yang terlahir dari ibu yang positif terinfeksi HIV atau
AIDS dan pasangan suami istri yang terinfeksi HIV atau AIDS. Fakta yang
ada menunjukkan bahwa kebanyakan dari ODHA adalah orang-orang yang
perilakunya secara moril bertentangan dengan norma agama dan masyarakat,
sehingga para ODHA seringkali mendapatkan perlakuan yang kurang baik
serta diskriminatif dari keluarga maupun masyarakat, begitu halnya di
Kota semarang. Sehubungan dengan makin meluasnya pandemi AIDS di Kota
Semarang dan makin disadarinya bahwa masalah AIDS dapat berdampak pada
kelangsungan pengembangan kualitas sumber daya manusia di bidang
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan maka Pemerintah
Kota Semarang membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Semarang.
Sebagai lembaga yang bertugas mengendalikan penyebaran HIV atau AIDS di
Kota Semarang, KPA Kota Semarang memiliki peran yang krusial dalam
mengurangi stigma dan diskriminasi yang diterima ODHA dari masyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
adalah(1) mengapa masyarakat Kota Semarang memiliki stigma negatif
terhadap ODHA; (2) bagaimana peran KPA Kota Semarang dalam mengurangi
stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap ODHA; dan (3) faktor apa
sajakah yang menghambat tercapainya peran KPA Kota Semarang dalam
mengurangi stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap ODHA. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualititif dengan pendekatan
kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi, uji kebsahan data menggunakan metode trangulasi metode dan
sumber. Analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Informan dalam penelitian
ini meliputi: Staf Pengelola Program dan Monitoring Evaluasi Komisi
Penanggulangan AIDS Kota Semarang, ODHA di Kota Semarang dan Masyarakat
Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan alasan masyarakat Kota
Semarang memiliki stigma negatif terhadap ODHA dipengaruhi oleh
ketakuatan masyarakat tertular HIV atau AIDS dari ODHA. Sikap masyarakat
terhadap ODHA setelah diadakannya sosialisasi oleh Komisi
Penanggulangan AIDS Kota Semarang menunjukkan bahwa masyarakat bersikap
baik terhadap ODHA dan dampak yang diterima ODHA tidak separah sebelum
diadakannya sosialisasi oleh KPA Kota Semarang. Peran KPA Kota Semarang
dalam mengurangi stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap ODHA ialah
dengan membentuk Warga Peduli AIDS (WPA) yang memuat kegiatan
sosialisasi, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan dan VCT dimasing-masing
kelurahan di Kota Semarang. Strategi yang digunakan oleh KPA Kota
Semarang ialah KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat
maupun ODHA yang tercover dalam WPA. Hambatan yang dialami KPA Kota
Semarang meliputi faktor internal dan eksternal, faktor internal (a)
kurang atau limitnya anggaran; (b) kurangnya sarana dan prasarana;
faktor eksternal meliputi (a) kurangnya partisipasi masyarakat Kota
Semarang terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KPA Kota
Semarang (b) stereotip yang masih kuat yang dimiliki masyarakat. Saran
dalam penelitian ini adalah: (1) Komisi Penanggulangan AIDS Kota
Semarang perlu meningkatkan intensitas kegiatan sosialisasi kepada
masyarakat Kota Semarang dari berbagai lapisan agar stigma negatif
masyarakat terhadap ODHA dapat berkurang; (2) Warga Peduli AIDS yang
merupakan program unggulan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Semarang
dalam mengurangi stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap ODHA
idealnya dilaksanakan secara menyeluruh dan kontinyu di semua kelurahan
Kota Semarang sehingga stigma negatif yang dimiliki masyarakat terus
berkurang.
0 comments:
Post a Comment