Abstract
Pendidikan
karakter merupakan kewajiban dari negara atau pemerintah, seperti yang
tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 3, fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional adalah membentuk
warga negara yang berkarakter. Internalisasi nilai-nilai pendidikan
karakter yang dimaksudkan adalah menanamkan nilai-nilai luhur yang baik
kepada peserta didik, seseorang dan sekelompok orang dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan karakter sangat
penting ditanamkan pada anak usia dini. Segala ilmu yang masuk dapat
diserap secara optimal sehingga sangat tepat untuk ditanamkan pendidikan
karakter pada anak sejak usia dini dan secara intensif agar terbentuk
pribadi yang baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: (1)
Mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter pada anak di PAUD Al-Fida
Kota Semarang, (2) Mengetahui metode yang digunakan dalam mendidik
karakter pada anak usia dini di PAUD Al Fida Kota Semarang, (3)
Mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada
anak di PAUD Al-Fida Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif. Lokasi penelitian di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Al-Fida kota Semarang. Pengumpulan data menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi pada kepala sekolah, guru, siswa, serta orang
tua siswa. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi sumber,
sebab pada penelitian ini data yang diperoleh akan dikumpulkan dan
mengetahui kebenarannya. Teknik analisis data terdiri atas sajian data,
reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dan pembahasan
penelitian ini yaitu: (1) bentuk pendidikan karakter yang diajarkan pada
anak usia dini di PAUD Al-Fida terintegrasi dalam setiap materi yaitu
dengan mengajarkan nilai karakter religius, kemandirian, dan kepedulian.
Namun nilai karakter religius menjadi andalan dalam mendidik karakter
di PAUD Al-Fida, (2) metode yang digunakan dalam mendidik karakter anak
usia dini di PAUD Al-Fida yang paling tepat menggunakan metode
keteladanan atau contoh yang diawali dengan pengenalan, membiasakan,
serta mengembangkan, (3) hambatan yang dialami dalam mendidik karakter
tidak hanya berasal dari anak, namun juga pihak sekolah, guru, maupun
lingkungan keluarga. Saran yang diajukan peneliti adalah (1) Kepala
Sekolah: Kepada kepala sekolah, diharapkan menyediakan berbagai media
penunjang pendidikan karakter anak usia dini berupa, buku-buku cerita
mengenai karakter, komik, maupun gambar. (2) Guru: Guru diharapkan dapat
memberikan contoh yang baik pada anak dengan menjaga perilaku dimanapun
berada, memberikanpenjelasan pada anak dengan alasan yang dapat
dipahami dan diterima oleh anak. (3) orang tua anak: Orang tua ikut
berperan dalam mendidik karakter anak dengan membiasakan anak menerapkan
nilai karakter yang sudah diajarkan di sekolah saat berada di rumah.
Menjaga serta mengawasi setiap kegiatan anak sehingga anak menjadi
terarah.
0 comments:
Post a Comment